Sabtu, 20 Oktober 2012

#OYJCDD part 3



Kali ini aku masih menceritakan temanku, Ujang. Bagi teman-teman yang belum mengikuti cerita #OYJCDD dari season pertama pasti bakalan susah ngertinya. Jadi, baca dari pertama aja ya :). 


Aku pernah melihat Ujang melakukan hal aneh ketika proses belajar. Hal ini terjadi ntah karena dia itu jatuh cinta yang berlebihan atau karena pusat saraf otaknya sudah melebihi batas wajar. Aku melihat Ujang waktu itu sms dengan Cindys sambil ngupil. Oke, hal itu masih wajar. Mungkin karena terlalu gembira, Ujang mulai memasukkan pensil, pena dan penghapus sekaligus. Mungkin, jika tidak aku hentikan, Ujang bisa memasukkan meja sampai lemari kelas ke dalam lubang hidungnya. 

Oke, kita tinggalkan Ujang dan masalah hidungnya. Aku pernah terlibat percakapan dengan Ujang. Kira-kira seperti ini:

Dia : “Bro, aku yakin kalau Cindys pasti jodoh aku!”
Aku: “Terus? Aku harus terjun pakai celana boxer sambil bilang WOW gitu”
Dia: “Ini serius bro -__-. Aku bakalan nembak dia”
Aku: “Kapan emangnya mau nembak Cindys?”
Dia: “Tunggu waktu yg tepat dulu bro.”
Aku: *lempar ujang ke samudera hindia*

Aku makin bingung sama Ujang, cinta sudah mengubah dia dari orang yang hampir menyerah karena cinta sampai menjadi orang yg kembali tergila-gila karena cinta. Itulah, kenapa cinta itu memang sulit ditebak. Sampai pada suatu hari Ujang pernah berkata “Cinta itu memang bisa melanda siapa saja dan orang tersebut memiliki berbagai macam sikap untuk menanggapi arti cinta yang sesungguhnya.” Jujur, ketika itu aku takjub mendengar apa yang dikatakan Ujang. Hal yang terlintas di pikiran aku ada 3 macam ketika Ujang berkata seperti itu:

     1. Ujang udah mulai sarapan dengan menggunakan nasi, tidak memakan batu lagi.
    2. Ujang memblender semua buku pribahasa, lalu dia minum.
    3. Sebelum pergi kesekolah, kepala Ujang terbentur dengan beton seberat 540 kg.

Aku yakin Ujang pasti bakalan diterima dengan Cindys, karena PDKT yang udah memakan waktu hampir 4 bulan lebih lamanya. Aku bingung si Ujang ini, mau PDKT apa mau kredit panci ya. Tepat tanggal, sori tanggalnya aku lupa, bulan, oke bulannya lupa juga, Ujang memberanikan diri nembak Cindys. Ntah keberanian dari mana pula didapat Ujang. Sewaktu Ujang nembak Cindys sih, aku gak ada. Tapi, aku dengar sendiri dari Ujang, kalau dia udah diterima sama Cindys. Kemungkinan aku salah nerima informasi kali ini 0,05%. Jangan sampai aku nerima kabar lagi bahwa kucing nya Ujang yang jadian sama kucing tetangga sebelah rumahnya. Akupun ikut bersyukur, karena berkat bimbingan dari aku, Ujang pun mendapatkan PACAR. Sementara itu, aku masih terpuruk di jurang kesendirian dan kesepian.

“Jangan pernah malu untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang, karena ini bukan soal diterima atau tidak. Tapi ini demi perasaan yang akan kita utarakan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar