Kali ini aku masih menceritakan temanku, Ujang. Bagi teman-teman yang belum mengikuti cerita #OYJCDD dari season
pertama pasti bakalan susah ngertinya. Jadi, baca dari pertama aja ya :).
Aku pernah melihat Ujang melakukan hal
aneh ketika proses belajar. Hal ini terjadi ntah karena dia itu jatuh cinta
yang berlebihan atau karena pusat saraf otaknya sudah melebihi batas wajar. Aku melihat Ujang waktu itu sms dengan Cindys sambil ngupil. Oke, hal itu masih
wajar. Mungkin karena terlalu gembira, Ujang mulai memasukkan pensil, pena dan
penghapus sekaligus. Mungkin, jika tidak aku hentikan, Ujang bisa memasukkan
meja sampai lemari kelas ke dalam lubang hidungnya.
Oke, kita tinggalkan Ujang dan masalah
hidungnya. Aku pernah terlibat percakapan dengan Ujang. Kira-kira seperti ini:
Dia : “Bro, aku yakin kalau Cindys pasti jodoh
aku!”
Aku: “Terus? Aku harus terjun pakai celana
boxer sambil bilang WOW gitu”
Dia: “Ini serius bro -__-. Aku bakalan nembak
dia”
Aku: “Kapan emangnya mau nembak Cindys?”
Dia: “Tunggu waktu yg tepat dulu bro.”
Aku: *lempar ujang ke samudera hindia*
Aku makin bingung sama Ujang, cinta
sudah mengubah dia dari orang yang hampir menyerah karena cinta sampai menjadi
orang yg kembali tergila-gila karena cinta. Itulah, kenapa cinta itu memang
sulit ditebak. Sampai pada suatu hari Ujang pernah berkata “Cinta itu memang
bisa melanda siapa saja dan orang tersebut memiliki berbagai macam sikap untuk
menanggapi arti cinta yang sesungguhnya.” Jujur, ketika itu aku takjub
mendengar apa yang dikatakan Ujang. Hal yang terlintas di pikiran aku ada 3
macam ketika Ujang berkata seperti itu:
1. Ujang udah mulai sarapan dengan menggunakan
nasi, tidak memakan batu lagi.
2. Ujang memblender
semua buku pribahasa, lalu dia minum.
3. Sebelum pergi kesekolah, kepala Ujang
terbentur dengan beton seberat 540 kg.
Aku yakin Ujang pasti bakalan diterima
dengan Cindys, karena PDKT yang udah memakan waktu hampir 4 bulan lebih
lamanya. Aku bingung si Ujang ini, mau PDKT apa mau kredit panci ya. Tepat
tanggal, sori tanggalnya aku lupa, bulan, oke bulannya lupa juga, Ujang
memberanikan diri nembak Cindys. Ntah keberanian dari mana pula didapat Ujang.
Sewaktu Ujang nembak Cindys sih, aku gak ada. Tapi, aku dengar sendiri dari
Ujang, kalau dia udah diterima sama Cindys. Kemungkinan aku salah nerima
informasi kali ini 0,05%. Jangan sampai aku nerima kabar lagi bahwa kucing nya
Ujang yang jadian sama kucing tetangga sebelah rumahnya. Akupun ikut bersyukur,
karena berkat bimbingan dari aku, Ujang pun mendapatkan PACAR. Sementara itu, aku masih terpuruk di jurang kesendirian dan kesepian.
“Jangan pernah malu untuk mengungkapkan
perasaan kepada seseorang, karena ini bukan soal diterima atau tidak. Tapi ini
demi perasaan yang akan kita utarakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar