Teruntuk patah hati terhebatku,
Aku sudah mendengar semuanya.
Aku tau semua itu. Selamat, kamu sudah terlepas dari bayang-bayangku sekarang.
Selamat, kamu sudah dengan pria itu sekarang. Selamat atas semuanya. Tenang,
kamu tak perlu takut menjadi pihak yang dituduh menyakitiku. Aku sendiri yang
menyakiti diriku sendiri dengan ego yang aku punya. Kamu layak untuk bahagia.
Terima kasih telah membaca
semua surat dariku. Masih ada satu part yang tak aku tulis. Biarlah aku simpan
semua tulisan itu di kepalaku ini. Terima kasih telah menjadi bagian indah dari
perjalanan hidupku walaupun hanya sekejap.
Maaf, bukan aku tak mau lagi
memperjuangkanmu. Aku sudah berusaha semampuku. Kamu sudah mendapatkannya
sekarang, priamu yang baru. Berbahagialah dengannya. Maaf, dulu aku sudah
menyakitimu. Aku memang orang yang sama sekali tak berhak untuk kesempatan
kedua.
Jangan menangisiku lagi. Aku
bisa menjaga diriku sendiri. Khawatirkan lah priamu itu sekarang, dia sudah
berusaha keras sejauh ini. Bilang padanya, aku tak akan mengganggumu atau pun
kalian. Aku menghargai hubungan kalian.
Mungkin kamu sudah muak
mendengarkan maafku. Yang perlu kamu tau, aku serius meminta maaf saat ini. Tak
usah pedulikan aku yang sekarang. Aku akan berusaha menjadi dirimu, aku akan
membungkam semua perasaanku dengan hebat tanpa ada lagi yang tersisa.
Tenang saja, aku tak akan
melupakanmu. Kamu salah satu keindahan yang aku miliki dulu. Anggap saja aku
bukan melupakanmu, aku mengesampingkanmu untuk urusanku yang lain. Bukankah aku
harus bahagia juga sama sepertimu?
Aku rasa dia adalah pria yang
tepat untukmu saat ini. Ya, dia orangnya. Terima kasih teman, kau sudah
menyadarkan arti pentingnya wanita itu bagiku. Kalian berdua adalah pasangan
yang pas. Berusaha lah untuk membahagiakannya, karena yang aku tau, untuk
pertama kalinya, dia membanggakanmu padaku. Dia nyaman denganmu. Buatlah terus
seperti itu sampai dia benar-benar lupa denganku. Aku tak perlu menitipkan
saran atau apapun, aku tau satu hal, kau adalah pria baik yang dipilihnya saat
ini.
Berbahagialah,
kenanganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar