Salam
sejahtera, Indonesia!
Apakah Indonesia satu hanya pada saat melakukan penggelapan uang rakyat
secara berjemaah? Apakah Indonesia sudah makmur, ketika para koruptor masih
bisa menikmati hasil, sementara rakyat menderita? Itu bukan Indonesia yang kita
kenal. Para koruptor tak lain hanyalah pihak yang mengatasnamakan diri mereka
itu Indonesia. Mereka memang berteriak Indonesia, tapi bukan tertanam pada
hatinya.
Korupsi, ribuan kali kita mendengar kata ini melalui media. Negara kita
merupakan negara yang terpandang, negara yang disegani, hanya karena ada satu
kata ini, Indonesia dipandang buruk di mata dunia. Indonesia rusak oleh oknum
yang sama sekali tak bertanggung jawab dan menyebut diri mereka itu masih
Indonesia.
Kita itu Indonesia, dididik dan dibesarkan dengan budaya yang baik.
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan
atau apapun nama mata pelajarannya mengajarkan korupsi bukan lah budaya
kita. Korupsi itu bukanlah suatu budaya melainkan
moral rusak yang ditambah dengan keserakahan.
Media dan bahkan hampir kita semua hanya menyalahkan para koruptor untuk
sebuah kasus korupsi. Bukankah kita semua salah di sini? Kita sebagai rakyat tidak
sepenuhnya benar, kenapa kita hanya sekedar memilih pemimpin tanpa memiliki
kapabilitas yang sesuai dengan harapan kita? Kita sebagai rakyat lebih memilih
kuantitas ketimbang kualitas dari pemimpin kita. Lebih mementingkan kaum
mayoritas tanpa kualitas ketimbang minoritas dengan kualitas yang baik. Coba
tanamkan di dalam pikiran kita sekarang, kita sebagai rakyat harus bisa memilih
tanpa mempersoalkan itu semua. Bersih, adil, mau berjuang untuk aspirasi
rakyat, bukankah itu yang kita mau? Kita Indonesia, kenapa kita terpecah hanya
karena memilih pemimpin?
Mereka sebagai koruptor jelas bersalah.
Kenapa mereka tidak dapat kita percaya setelah kita menitipkan sebuah harapan? Kita
menitipkan harapan yang besar kepada mereka, pemimpin yang dianggap sebagai
jawaban atas doa kita semua. Berharap mereka membela kita, memperhatikan kita
dan mau berjuang untuk aspirasi kita. Mereka itu dari kita, rakyat. Kenapa
mereka bersikap langit setelah kita pilih? Apakah mereka tidak sadar bahwa bangunan
dan fasilitas yang mereka gunakan adalah
usaha dari kita semua?
Indonesia bukan diisi oleh kumpulan koruptor yang tidak dapat dipegang
janjinya. Indonesia itu diisi oleh orang-orang yang berbudaya dan memegang
teguh adat luhur yang bersih dan santun. Mereka, para koruptor, hanyalah
kumpulan kecil dari kita yaitu Indonesia. Mereka itu hanyalah pihak minoritas
yang punya sikap merusak nama baik Indonesia.
Kita sudah melawan wabah ini sejak dulu. Apakah kita sudah berhasil?
Belum. Apakah akan berhasil? Pasti. Kita memiliki semua di tanah Indonesia.
Kita punya penyidik yang mampu membongkar wabah ini. Kita punya hukum yang
mengatur semua. Kita punya rakyat Indonesia, pihak yang mendukung untuk
Indonesia lebih baik.
Indonesia sudah memiliki dasar hukum yang kuat di sini. Mari kita
telusuri sedikit, apakah pelaksanaan hukum di negara yang kita cintai ini sudah
tepat? Kita melupakan kasus yang melibatkan antara tiga orang nenek yang
mencuri beberapa buah coklat untuk menghilangkan sedikit rasa laparnya. Nenek
itu kemudian ditangkap, lalu dihukum penjara selama lebih kurang satu bulan.
Satu kasus lagi untuk dijadikan perbandingan, seorang remaja ditangkap karena
dituduh mencuri sepasang sendal dan dihukum kurang lebih lima tahun. Mereka
tertunduk lesu setelah mendengar keputusan pengadilan. Berharap hukum dapat
memihak rakyat kecil seperti mereka. Jika memang mereka bersalah atas tuduhan
itu dan kesalahan mereka sesuai dengan undang-undang yang berlaku, tegakkanlah
hukum yang sudah dibuat tersebut. Tapi apa memang sudah adil untuk pelaksanaan
hukum yang kita bandingkan dengan penangkapan seorang koruptor? Mereka, para
koruptor, ditangkap, lalu kemudian melakukan sebuah klarifikasi di depan publik.
Para koruptor itu berkata sambil tersenyum lebar bahwa mereka tak bersalah.
Mereka terlihat bangga mengenakan rompi oranye yang memang terlihat pas dengan
setelan yang seharusnya mereka pakai sejak dulu. Mereka menghadapi pengadilan
dan tersenyum mendengar keputusan akhir. Mereka pada akhirnya tertawa dan sadar
bahwa pada saat itu remisi yang banyak menunggu mereka. Apakah ini pelaksanaan
hukum yang kita idamkan? Apakah ini hukum yang runcing untuk masyarakat kalangan
menengah ke bawah dan tumpul untuk masyarakat kalangan atas?
Siapa bilang Indonesia itu belum merdeka hanya karena kasus korupsi? Indonesia
adalah negara yang sudah merdeka dan mandiri. Indonesia hanya sedang sedikit
sakit karena wabah yang tak kunjung sembuh ini. Semua ikut merasakannya karena
kita itu satu.
Kami, para rakyat, tidak akan pernah bosan menanti para pemimpin ideal
yang mampu adil dan juga jauh dari kasus korupsi. Kami siap berperang dengan
wabah ini. Kami menginginkan pemimpin yang dekat dengan Tuhan. Ketika dia ingin
mendekati wabah ini, dia akan ingat pada Tuhan lalu membayangkan wajah
menderita kami. Lalu pada akhirnya, pemimpin kami itu mengurungkan niat untuk
mendekati korupsi dan kembali mengemban amanah kami.
Banyak negara yang sedang berperang untuk memberantas wabah korupsi. Salah
satu negara yang berhasil yaitu, China. Negara ini sempat menduduki negara yang
banyak melakukan korupsi di dunia. Sekarang, mereka berhasil memberantas itu
semua. Pemanfaatan hukum yang tepat, pendidikan karakter pemimpin yang dibina
sejak dini, penyidik yang sangat gesit untuk mengungkap kasus serta peran
rakyat yang sudah jenuh oleh wabah korupsi mendukung semua itu. Semua aspek ini
yang Indonesia butuhkan, bukankah ini yang menjadi cita-cita kita sejak dulu?
Rakyat selalu merindukan pemimpin yang bersih. Bersih dari apapun yang
mengotori jiwanya. Apakah pemimpin seperti ini bisa kita ciptakan dengan
sendirinya? Tidak. Pemimpin yang bersih dan kita idamkan itu hanya bisa
dibentuk dari pembinaan karakter sejak dini. Pemanfaatan sosialisasi sejak dini
harus lebih kita tingkatkan. Warung jujur, contohnya, kita selalu meremehkan
hal kecil seperti ini. Hal kecil seperti ini dapat mendidik mental agar
bersikap jujur dan bersih. Jika ini bisa kita kelola dengan baik, kelak kita
akan mendapatkan pemimpin yang jujur, adil dan bersih seperti yang kita
idamkan.
Harapan kami sebagai rakyat, jadilah seorang pemimpin idaman. Jangan
pernah takut menjadi pemimpin yang benar. Kami sebagai rakyat akan terus
melindungimu. Jangan pernah takut memihak kami, kelak kami juga akan membelamu
sebagai pemimpin. Kau adalah pemimpin kami, kami tak mempersoalkan statusmu,
selagi kau berteriak Indonesia dan kau orang yang bisa kami percaya, kami akan
berjuang bersamamu. Kami tidak menginginkan seorang pemimpin yang terkenal,
kami hanya menginginkan seorang pemimpin yang bisa kami hargai.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Hari Anti Korupsi Internasional
yang diselenggarakan KPK dan Blogger Bertuah Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar