Sabtu, 04 Februari 2017

Dear, para spoiler!

Selamat pagi, siang atau malam. Tergantung publish-nya kapan.


Apa kabar semuaaaa? Ehem. Udah lama juga gak nge-blog lagi. Tapi tenang, buat yang rindu tulisan aku, selama satu bulan selama bulan Januari 2017, di instagram @DTriandana, aku buat cerita bersambung di sana. Judulnya Rian & Putri. Kenapa nulis di instagram? Soalnya lagi ikut event #30haribercerita. Sekalian ngasah kemampuan buat dikejar deadline. Jadi, silahkan dinikmati ceritanya!

Mumpung sekarang lagi liburan? Gimana liburannya? Menyenangkan? Atau keingat mantan? Selama liburan, aku juga bikin list kegiatan liburan. Seperti ini:



Berhubung sekarang aku mulai menyukai serial drakor, jadi sekarang sedang gencar buat marathon film deh. Menonton film itu emang paling pas ditemanin sama makanan ringan apalagi yang lebih spesial ditemanin sama pacar terus disebelahnya ada selingkuhan. Nikmatnya hidup. Tapi ada beberapa hal yang paling dibenci sama penikmat film, yaitu spoiler. Menurut aku pribadi, spoiler itu adalah kegiatan yang paling mengganggu dan menjengkelkan karena udah menyinggung sedikit atau keseluruhan bagian konflik atau ending dalam suatu karya (baik itu film, buku, komik atau pun sebagainya).

Serial drama korea punya beberapa episode untuk sampai ending. Satu hal yang paling menjengkelkan, beberapa orang meng-unggah (foto atau video) scene terbaik dalam satu episode hanya untuk sekedar memamerkan kalau udah nonton drama tersebut. Aku kasih contoh di bawah:

A: Aduh, ini pemeran utama di eps 543 beneran mati ditusuk pakai tusuk gigi nih? *kasih pic scene si pemeran utama tertusuk tusuk gigi*

ATAU

B: Suka banget sama dialog mereka. *kasih pic percakapan pemeran utama dari menit 1 sampai menit 60*

Si spoiler ini biasanya sengaja atau gak sengaja memberikan review dengan mencantumkan 'isi' cerita dalam suatu film tersebut. Sengaja atau gak, spoiler itu sungguh merusak esensi 'penasaran' dalam suatu film. Aku tegaskan sekali lagi, spoiler itu jauh berbeda dengan review. Ini aku kasih contoh di bawah:

REVIEW:
A: Gimana sih film yang barusan kau tonton?
B: Filmnya bagus. Alur dalam filmnya teratur. Menjelaskan semua pesan di cerita. Tapi bagian komedi di film nya kurang. Ya kira-kira begitulah.

SPOILER:
A: Gimana sih film yang barusan kau tonton?
B: Filmnya bagus. Tapi pemeran utama cowoknya bakal nikah siri sama sutradara. Terus dadanya ketembak sama tusuk gigi. Nah, terus kan bla bla bla.

Ada sih beberapa penikmat film, baru mau nonton film kalau alurnya udah dikasih tau duluan sama teman. Tapi tolong jangan menyamaratakan semua, gak semua orang, mau dikasih tau konflik atau bahkan ending dari suatu film.

Mungkin aku cuma kasih contoh sedikit betapa geramnya sama hal yang berbau spoiler. Ada beberapa kegiatan lain yang mungkin mengganggu selain beberapa hal yang aku cantumin di atas, update video ke social media saat lagi nonton di bioskop. Semua orang tau kamu lagi nonton itu. Terus? Orang lain yang buka socmed kamu, secara gak langsung menghilangkan sedikit rasa penasaran terhadap film tersebut. Syukur-syukur videonya gak nyentuh adegan konflik atau ending film, kalau iya? Belum lagi orang yang nonton di bioskop barengan sama kamu. Segala aktivitas yang berhubungan dengan handphone, sangat mengganggu di dalam ruangan saat sedang menonton film. Ayo renungkan, berapa banyak dosa mengganggu orang lain? Super sekali. Pesan moralnya dapat.

Dear, para spoiler. Aku benar-benar gak peduli apa yang udah kalian tonton. Kalian bisa saja memberikan pandangan. Sekali lagi, bedakan review dengan spoiler. Tolong, gak semua orang mau melihat atau mendengar 'ke-sok-tahu-an' konflik atau ending yang kalian bocorkan. Kami penikmat film juga mau merasakan 'penasaran' dalam menikmati suatu karya orang lain. Terima kasih.


Dari dulu udah gatal pengen nulis tentang spoiler sih. Tapi puncaknya beberapa hari ini, bertebaran spoiler film di mana-mana. Yaudah deh, aku mau pacaran dulu. Sekian postingan kali ini. 4x4=16, sempat gak sempat ayo pacaran. Muah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar